Find us on facebook

Senin, 30 November 2015

Rindu dan Taat

Menyatukan kesucian niat

            Hari-hari yang telah dilalui, kejadian demi kejadian yang telah dilewati adalah sebagian kisah yang telah terekam, dalam catatan abadi. Seperti kerinduan yang makin menyeruak dalam sanubari, perlahan menerobos dinding-dinding keimanan yang mencoba mencari tempat untuk bersandar.

            Rindu, adalah kata yang masih kucoba untuk menerjemahkannya dalam tulisan-tulisan sederhana. Pun, tak pernah kutahu arti rindu yang sebenarnya, meski hanya sebatas rasa yang entah hadir dari mana. Tapi, perlahan kucoba untuk merapalnya, mengingat-ingat kembali sebentuk asa yang pernah singgah.

            Rindu, kini kutahu, ia merupakan sebuah rasa yang menyebar dalam dada lalu perlahan mengakar menembus batas-batas akal yang mengendalikannya. Ya, itulah Rindu. Ia bisa menjadi indah, juga bisa menjadi sekumpulan sampah tak berguna, bahkan dosa berujung hina.

Taat, disinilah ia harus hadir bersama rindu. Untuk senantiasa menemaninya agar tidak melewati batas-batas tentang kerinduan. Taat pada Allah, adalah pengekang rindu. Ia bagaikan obat bagi yang sakit, dan air bagi orang yang haus.

Peluklah rindu dengan taat pada Allah, agar senantiasa; terjaga, terarah, dan terlindungi dari hawanafsu semata.


Rindu dan taat, moga ia membawa kita pada kesucian niat.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More