Hari-hari
yang telah dilalui, kejadian demi kejadian yang telah dilewati adalah sebagian
kisah yang telah terekam, dalam catatan abadi. Seperti kerinduan yang makin
menyeruak dalam sanubari, perlahan menerobos dinding-dinding keimanan yang
mencoba mencari tempat untuk bersandar.
Rindu,
adalah kata yang masih kucoba untuk menerjemahkannya dalam tulisan-tulisan
sederhana. Pun, tak pernah kutahu arti rindu yang sebenarnya, meski hanya
sebatas rasa yang entah hadir dari mana. Tapi, perlahan kucoba untuk merapalnya,
mengingat-ingat kembali sebentuk asa yang pernah singgah.
Rindu,
kini kutahu, ia merupakan sebuah rasa yang menyebar dalam dada lalu perlahan
mengakar menembus batas-batas akal yang mengendalikannya. Ya, itulah Rindu. Ia
bisa menjadi indah, juga bisa menjadi sekumpulan sampah tak berguna, bahkan
dosa berujung hina.
Taat, disinilah ia harus hadir
bersama rindu. Untuk senantiasa menemaninya agar tidak melewati batas-batas
tentang kerinduan. Taat pada Allah, adalah pengekang rindu. Ia bagaikan obat
bagi yang sakit, dan air bagi orang yang haus.
Peluklah rindu dengan
taat pada Allah, agar senantiasa; terjaga, terarah, dan terlindungi dari hawanafsu
semata.
Rindu dan taat, moga ia
membawa kita pada kesucian niat.
0 komentar:
Posting Komentar