Hai, Apa kabar maut...
Apakah terlalu dini kalau aku bertanya kapan matiku...
Ataukah kau yang tak mempunyai keberanian mengambil nyawaku...
Tidakkah kau lihat...
Sudah tahun - tahun aku bersandar disinggasana penderitaan
Lusuh... Jubahku berbau harum penyesalan...
Aku sadari dan kau menertawai...
Hatiku lebam membiru disana - sini...
Membusuk... Darah dan dagingku hidup, tapi jiwaku mati
Katakanlah hai maut....
Seberapa berani kau mengambil nyawaku...
Apakah kau hanya simbol dari ketidak pantasan dari hidup itu sendiri...
Ketidak inginanku pada hidup,
Akan menjawab pertangggung jawaban semua dosa masa mudaku.
Hai,...
Apa Kabar hidup?
Tidakkah terlalu mudah unutkmu menyerah?
Atau kau yang membuatnya jadi begitu susah?
Tidakkah kau paham?
Sudah berlalu sejak angin menyapa,
Langit menyaksikan,
Dan senja menatap tak berkedip,
Tenggelamlah dalam tatapan iris di mataku,
Lalu katakan padaku apa yang kau lihat.
Hidup,
Aku tak ingin mengakuinya,
Tapi semakin aku mengelak, kau tahu?
Puing lembar retakan hatiku membesar,
Dengan lapang, aku mengakui,
Aku merindukannya,
Aku merindukan masa 1 rupiah,
Masa beras dan minyak masih dapat terjamah,
Zaman ibu dan Ayah masih serumah.
Dan sekarang, rindu itu tak lagi terjamah,
Kau tahu?
Realita pun telah membuatku menyerah,
Tak ada lagi mimpi, meski itu harus dipapah,
Tak ada...,
Sebab selangkah demi selangkah,
Aku akan menyerah,
Apakah terlalu dini kalau aku bertanya kapan matiku...
Ataukah kau yang tak mempunyai keberanian mengambil nyawaku...
Tidakkah kau lihat...
Sudah tahun - tahun aku bersandar disinggasana penderitaan
Lusuh... Jubahku berbau harum penyesalan...
Aku sadari dan kau menertawai...
Hatiku lebam membiru disana - sini...
Membusuk... Darah dan dagingku hidup, tapi jiwaku mati
Katakanlah hai maut....
Seberapa berani kau mengambil nyawaku...
Apakah kau hanya simbol dari ketidak pantasan dari hidup itu sendiri...
Ketidak inginanku pada hidup,
Akan menjawab pertangggung jawaban semua dosa masa mudaku.
***
Segelintir baris kata yang dirait oleh teman sekantorku, Ya menjelang hari - hari penghabisan tahun pada awal bulan ini, aku membalas tulisan ini kupersembahkan untuk mu...
***
Hai,...
Apa Kabar hidup?
Tidakkah terlalu mudah unutkmu menyerah?
Atau kau yang membuatnya jadi begitu susah?
Tidakkah kau paham?
Sudah berlalu sejak angin menyapa,
Langit menyaksikan,
Dan senja menatap tak berkedip,
Tenggelamlah dalam tatapan iris di mataku,
Lalu katakan padaku apa yang kau lihat.
Hai hidup,
Kerikil yang membukit telah berhasil kukandaskan,
Beton yang kau hadangkan telah kulemparkan,
Kau tahu?
Hidup telah mengajarkanku dengan baik,
Kau tahu, dengan baik!
Haruskah kuteriakkan dengan lantang agar kau mendengarnya?
Aah, kurasa tak perlu tahu dariku,
Kaupun telah menyaksikannya sendiri.
Aku tak ingin mengakuinya,
Tapi semakin aku mengelak, kau tahu?
Puing lembar retakan hatiku membesar,
Dengan lapang, aku mengakui,
Aku merindukannya,
Aku merindukan masa 1 rupiah,
Masa beras dan minyak masih dapat terjamah,
Zaman ibu dan Ayah masih serumah.
Dan sekarang, rindu itu tak lagi terjamah,
Kau tahu?
Realita pun telah membuatku menyerah,
Tak ada lagi mimpi, meski itu harus dipapah,
Tak ada...,
Sebab selangkah demi selangkah,
Aku akan menyerah,
***
Quotes Of the day : Hidup adalah hidup, Mengakui dan Mengeluh mungkin tidak menyelesaikan. Tapi setidaknya mereka membantu melegakan.
0 komentar:
Posting Komentar