Ini goresan pertamaku di blog bersama kami. Blog bersama kita. Aku ingin mengawalinya
dengan cinta. Tentang rasa cinta. Demi
memperoleh cinta. Untuk semua tujuan tersebut aku menulis . Sebisaku.
Semampuku. Dengan penuh keyakinan bahwa sesuatu yang disertai aura cinta maka akan
memendar. Membuat yang belum bercahaya menjadi ikut bercahaya. Seperti halnya orang
yang bahagialah yang akan mampu membuat orang lain menjadi bahagia pula. Maka
menulislah dengan cinta. Dan biarkan orang lain merasakannya !
Ini hanya sebuah tulisan sederhana. Aku berharap kalian tidak kecewa.
Kalaupun kecewa minimal tulisan ini selesai terbaca. Setidaknya menjadi bukti
bahwa sudah ada upaya. Upaya dilakukan untuk membuahkan hasil. Dan sebuah upaya
merupakan keberhasilan tersendiri. Sayang , seringkali kita lupa untuk
menghargai upaya. Menganggap hasil adalah segalanya. Tanpa peduli apakah upaya
yang dilakukan sesuai dengan peri ketuhanan dan peri kemanusiaan.
Sesungguhnya di tangan para ahli apa yang biasa akan berubah menjadi
luarbiasa. Apa yang diremehkan bisa menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Apa
yang terlupakan akan terus dikenang. Dan saat ini diriku berupaya untuk itu. Aku
tak segan mengakuinya. Buat apa malu jika seorang pembelajar akan memperoleh
doa keberhasilan dan keselamatan dari semua ikan yang ada di lautan ? .
Enam hari dalam seminggu di Madrasah Ibtidaiyyah daerah pesisir kota
Tuban aku berbagi ilmu. Lebih dari separuh siswa adalah putra nelayan. Putra
pelaut. Karakter orangtua tentu saja diwarisi oleh anak-anak. Mereka tumbuh
menjadi pribadi yang pemberani dan teguh dalam pendirian. Sebagian indikator
dari generasi penerus bangsa yang tangguh telah mereka miliki. Hanya perlu
polesan di sana-sini. Aku bersyukur dan bangga bisa menjadi bagian dalam hidup
mereka.
Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang dengan
dibekali sifat atau karakter yang baik. Dermawan, sopan-santun, gemar membaca,
lemah lembut, berani adalah sebagian dari karakter baik yang diharapkan akan
melekat dalam pribadi anak sampai ia dewasa.
Karakter seseorang bukan harga mati. Karakter bisa dibentuk. Sejak kapan
? Sejak si anak masih dalam kandungan ibunya karakter sudah bisa dibentuk.
Bahkan karakter anak sudah bisa dibentuk sejak seseorang memilih pasangan
hidupnya. Saat ada empat pilihan antara kekayaaan, keturunan,
ketampanan/kecantikan dan agamanya maka dianjurkan untuk memilih pasangan hidup
yang paling baik agamanya. Dan karakter baik merupakan bagian tak terpisahkan
dari setiap agama.
Dari semua karakter baik yang kita ketahui, sumber sesungguhnya hanya satu yaitu cinta.
Ya, rasa cinta yang ada dalam diri seseorang akan menjadikannya sebagai pribadi
yang berkarakter mulia. Jika seseorang cinta kepada buku maka ia akan gemar
membaca. Apabila dia cinta dengan anak-anak kecil, orang-orang yang lemah,
orang-orang yang kesusahan maka akan tumbuh sifat kasih sayang, suka menolong,
dermawan. Bila dia cinta akan tanah airnya maka akan ada nasionalisme dan
patriotisme di hatinya. Jika seseorang cinta kepada sang Pencipta maka tidak
akan ada alasan untuk berlari dari-NYA.
Di zaman yang super canggih dan serta instant ini seseorang akan sangat
mudah mendapatkan apa yang dia inginkan. Dunia seperti dalam genggaman. Tapi
semakin seseorang menjadi hedonis maka semakin kering jiwanya. Jiwa yang kering
adalah jiwa yang hampa. Dia hidup tapi mati. Dia telah mati sebelum mati. Dia
butuh cinta agar jiwanya kembali segar !
Setiap hari, di sela-sela menyertai belajar siswa didik, aku senantiasa berupaya mengajak mereka
membaca shalawat untuk Rasulullah Muhammad saw. Sepertinya hal yang sepele. Tapi
ketahuilah, mengajarkan shalawat itu mengajarkan mereka akan cinta. Menanamkan
rasa cinta. Mengantarkan mereka untuk memperoleh cinta. Kekuatan cinta adalah
kekuatan jiwa yang dasyat. Karena cinta merupakan sumber kebajikan. Dan
bukankah semua agama adalah agama cinta
?
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada Nabi. Wahai
orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu sekalian kepadanya dan ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya”. QS.33:56
Telah datang kepadaku (nabi Muhammad saw) seorang malaikat dari Tuhanku
azza wajalla seraya berkata : Barangsiapa mengucapkan shalawat atasmu di antara
umatmu satu shalawat, Allah menetapkan baginya sepuluh kebaikan dan mengapuskan
sepuluh keburukan dan mengangkatnya sepuluh derajat.
Membaca shalawat adalah sebentuk bukti cinta kepada Allah dan Rasulullah
Muhammad saw . Shalawat merupakan satu-satunya bentuk cinta yang memberi yang
pasti akan diberi. Dan itulah cinta sejati.
Maka, jika kita ingin memperoleh cinta sejati, bacalah shalawat
sebanyak-banyaknya. Meminjam kalimat dari Gus Mus : Shalawata sak nganggure
lambemu !
Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.
Tuban, November 2015
Oleh : Nafakhatin Nur
3 komentar:
Tulisan yang renyah unt dinikmati sambil menunggu hujan turun..
cinta sejati adalah cinta kepada Illahi :)
Trm kasih tlah membacanya..smg bermanfaat..
Posting Komentar