Siapa yang tak kenal dengan sebentuk seni yang satu ini, melodi dari rangkaian nada yang sangatlah mudah untuk dinikmati. Cukup dengan mengembangkan daun telinga dan sedikit memejamkan mata, nada-nada yang mengalun harmoni akan segera berkejaran dan melompat dengan indahnya di antara sinapsis-sinapsis yang diterpa gelombangnya. Hmm, itu lah musik, seni mempermainkan resonansi suara yang mengayun emosi jiwa.
Musik digubah dalam banyak macam genre, layaknya masakan yang terhidang dalam berbagai macam menu, kuping
tinggal mencocokan selera. Mau yang selow
pilih yang melow, ada pop di tangga
teratasnya. Yang suka dibuai dan diayun, boleh dicoba baaang! ada Jazz, Hip
Hop, Rap, Ska, Reggae, silahkan dicicip. Buat kamu.. kamu.. dan kamu! (iyaaa..
kamu!) yang suka mengacung (red: dari dalam tanah, underground) silahkan melompat bersama Rock, Metal, Hardcore and Funk.
Dan tentu saja buat kita-kita yang suka digoyang.. goyang.. goyang.. dangdut...
Yeah! Dangdut is music of my country.. of my country (Indonesia, semoga kau
lekas sembuh ya..).
Udah ah! capek up and down! (red: efek
‘penetrasi’ berbagai genre musik yang mendikte suasana hati).
Dengan mendengarkan musik, emosi penikmatnya akan sangat
mudah terdikte, digiring masuk pada zona ‘Mood
Swing’. Ketika musik memperdengarkan sesuatu yang indah, suasana akan menjadi
cerah seketika walau awan ‘mendung’ sedang mengembangkan sayap semunya. Nestapa
tak akan berarti apa-apa ketika diurai musik menjadi tetesan hujan emosi yang
membasahi jiwa dan menghijaukan suasana hati. Jika musik telah membahana menabuh
gendang telinga, genderang perang pun siap menumpas ke-galau-an yang menyelimuti
para galauers. Suasana nan riuh pun tetiba
akan meringkuh bertekuk lutut pada nada haru yang mendayu. Selimut kabut (asap)
serasa segar bila dihirup dan dihela sembari diiringi alunan melodi yang
membara (pelengak pelengok, opo iyo mas??? gak gitu juga kali.. yaelah
tolooong.. Tolong.. Tolong.. TOLONG PADAMKAN APINYA!), Astaghfirullah, kok jadi
terbawa emosi! Back to the topic! Tarik
mang.
Musik memendam kekuatan yang luar biasa, hal ini terungkap melalui
sebuah drama (dangdut ala korea) yang terinspirasi dari kisah seorang pujangga,
sebut saja namanya Roma. Roma yang sedang berjuang menembus benteng cinta yang tinggi
menjulang dan tebal berlapis milik seorang gadis jelita bernama Ani. Drama ini berjudul, “Ketika cinta ditolak gitar tua pun berdecak”. Kita simak cuplikan drama
kejar tayang ini,
{INTRO}
Roma: “Ani.. Terimalah cintaku...!”
Ani: “Tidak Roma!!! Aku tak bisa
menerima cintamu! Aku telah mengunci dan menutup rapat-rapat pintu hatiku.”
Roma: “Oh Ani.. Baiklah kalau begitu..
Aku tak bisa berbuat apa-apa. Namun, izinkan lah gitar tua ku ini bicara
pada hatimu.”
Gitar tua: Jreeeng.. jreng
jreng!!!
{INTERMISSION}
Ya, begitulah kira-kira, ending-nya
sudah bisa ditebak. Ani, sang makhluk emosi sudah pasti bentengnya tak akan
mampu menghalangi getaran bernada cinta nan sarat akan rasa. Getaran yang akan menggema
menelusuri ruang-ruang sepi dan menyalakan api rindu dalam hati sang Ani. Roma
sudah barang tentu akan bertahta, menjadi raja (dangdut) dalam hati Ani.
Banyak cerita dan tragedi yang terukir berlatarkan musik,
kisah diatas hanya segelintir roman picisan yang mungkin tak mampu
menggambarkan eksistensi musik dalam kehidupan setiap insan yang terpapar
olehnya. Kalau agan-agan mau yang lebih nyata, monggo dieksplorasi sendiri saja,
bikin riset juga boleh.
Musik oh musik, begitu banyak warna, manfaat dan mudharat
yang kau ukir dalam kisah setiap insan akhir zaman. Engkau yang bagi sebagian
dari kami begitu disukai dan digandrungi, tak jarang kau membuat kami bangkit dari
titik-titik terendah kehidupan ini (Masa siih? Allah kali..!). Tak jarang pula
kau memperbudak bangsa kami, melalaikan kami dari fitrah sebagai hamba-Nya. Apa
hukumnya mendengarkan celoteh mu wahai Em-U-Es-I-Ka?
To be continue..
By ganuwame
1 komentar:
Musik oh Musik
Pesonamu menghujam jiwa
Posting Komentar