Everything is beauty,
but not everyone can see it (conficius)
ketika saya kuliah
Jogjakarta, ketika masih menjadi anak baru yang lugu dan polos saya pernah
diajak teman saya untuk nonkrong sembari menikmati jajajan di tepi sungai Code atau
yang lebih akrab dengan sebutan kali code. Ekspektasi saya waktu itu bahwa kita
akan nongkrong sambil menikmati pemandangan malam ditepian sungai yang permai.
Namun ketika sampai dilokasi, saya bertanya kepada teman saya untuk meyakinkan,
apakah tempat yang dimaksud adalah ini?
saya tertawa dalam hati
tidak percaya mendengar jawabannya yang mengiyakan. Ketika realita dan
ekspektasi tidak seimbang mungkin inilah salah satu reaksi alamiah kita.
Bagaimana mungkin, trotoar dipinggir jalanan yang rame ini dijadikan tempat
nongkrong. Dan mana sungainya? Ohya, sungainya dipinggir sana, kita harus
melongok kebawah dulu untuk melihat sungai code ini. ah, pemandangan macam apakah yang akan kita nikmati ini?sebegitu
kekurangan tempat wisatakah orang-orang kota ini sehingga trotoar dan pinggiran
sungai nun jauh dibawah sana dijadikan tempat nongkrong pelepas penat?
Begitulah batin saya saat itu.
Namun lama kelamaan saya
terbiasa dengan tempat-tempat seperti ini. Makan dipinggir jalan dengan tempat
duduk lesehan dipinggir jalan, tak peduli asap kendaraan yang lewat, diselingi
pengamen yang datang silih berganti minta diberi receh, ngopi dipinggir pagar
stasiun dengan gorengan gurih nan murah dengan klakson kereta api yang
menyelingi sesekali, pesan pecel pincuk di malioboro dengan punggung yang
sering tersenggol orang-orang yang lewat. Begitulah sejumput kenanganku akan
Jogja. Karena yang sebenarnya bukan hiburan alam yang paling utama, tapi juga
suasananya.
Ketika pertama kali
menginjakkan kaki di Jakarta pun saya awalnya bingung. Bagaimana bisa kita
melihat langit yang biru sementara gedung-gedung tinggi menutupinya? Bagaimana
bisa kita melihat bersihnya antariksa sementara asap-asap kendaraan
menyelimutinya?. Namun ternyata, ada yang bisa dinikmati ketika berada
di kota besar ini. Kita bisa menikmati dari kejauhan orang-orang yang berlari
mengejar comuter line seolah-olah ini
adalah kesempatan terakhirnya naik comuter
line. Ada yang menggerutu kesal karena tertinggal barang beberapa detik
saja. Terkadang ada yang tak sabar mengantri tiket hingga menyebabkan orang
lain kesal. Bak menyaksikan pertunjukan catwalk
yang dipenuhi para model, kita bisa menikmati orang-orang yang beraneka gaya
yang berjalan sibuk di bandara dengan banyak tentengan aneka rupa dan aneka
warna. Ada yang menggendong bayi dengan tangan kiri kanan yang penuh dengan
barang bawaan, ada yang berjalan terburu-buru sambil sibuk melihat jam, juga
ada “model” yang melebihi gaya selebriti, bahkan juga bisa ditemui orang yang
bertanya sana sini, seperti sedang tersesat sambil memegang tiket.
Di stasiun atau terminal jangan lupa untuk
menikmati suara para calo-calo yang berebut bahkan sampai menarik-narik calon
pengguna jasanya. Luar biasa, ternyata wisata manusia juga menarik.
Menghentikan kesibukan beberapa menit dan menyaksikan ragam manusia yang begitu
unik. Bagaimana mungkin mereka sebut orang Jakarta kekurangan tamasya dan
wisata?.
Mungkin kegiatan
pariwisata juga bisa dibilang menikmati pemandangan yang jarang bisa dilihat
kebanyakan orang. Terkadang hanya karena tempatnya yang lengang dan sepi
pengunjung kita lupa menyadari bahwa tempat tersebut indah. Atau sebaliknya,
hanya karena tempat yang sangat ramai, kita lupa menyaksikan pola tingkah
manusia yang unik. Seolah sudah terpatri dibenak kita bahwa Kegiatan pariwisata
adalah kegiatan yang identik dengan kegiatan menikmati pemandangan alam atau
pemandangan buatan sejenis tugu atau museum dan lalu berpoto bersama atapun
selfie untuk dipajang di sosmed, dan sebagainya. Namun lebih daripada itu,
kegiatan pariwisata adalah kegiatan untuk mengisi kembali jiwa kita agar kita
lebih peka terhadap keadaan disekitar kita dan lalu menyadari makna dari
perjalanan kehidupan kita yang singkat ini. jadi, bekukan waktumu beberapa
detik kemudian lihat dan nikmatilah sekelilingmu. Ah, bukankah hidup ini indah
teman?
-Ard's-
1 komentar:
Luar biasa.
Ternyata sekeliling kita adalah tempat wisata
Posting Komentar