Find us on facebook

Rabu, 04 November 2015

Tujuh Kesalahan yang Sering Dilakukan oleh Penulis (Blogger) Pemula

Download Ebook Indonesia, Download Ebook Gratis, Islami, Novel, PDF, Motivasi, Membaca, Bahasa, Free, Buku, Dewasa, Majalah, http://downloadebookindonesia.com/
Ngebloglah Setiap Hari dan Rasakan Apa yang Akan Terjadi!

Saya berani menuliskan ini, bukan berarti saya adalah penulis senior yang tak pernah salah. Tidak. Saya pun bukan bermaksud menggurui, merasa diri paling benar, dan yang lain selalu sebaliknya. Saya berlindung dari semua itu.

Saya menulis tentang ini –beberapa kesalahan yang sering dilakukan penulis pemula– adalah dari pengalaman saya sendiri yang hingga sekarang juga merasa masih merasa sebagai pemula dan harus terus belajar. Saya harus terus berbenah menjadi lebih baik dan tidak mudah menyerah.

Berdasarkan pengalaman saya mempraktikkan kegiatan menulis setiap hari, setidaknya ada beberapa hal yang menurut saya adalah kesalahan. Beberapa hal itu sering saya lakukan dan pada tulisan ini saya ingin membagikan kepada orang-orang. Harapannya, semoga kalian tak melakukan kesalahan yang sama dan bisa jauh lebih baik dari saya.


Beberapa kesalahan yang akan saya sampaikan adalah kesalahan non teknis. Yaitu kesalahan yang terjadi pada diri sendiri, bukan kesalahan penulisan, EYD, atau tata bahasa yang lainnya. Sebabnya, kesalahan teknis semacam itu bisa menjadi baik dengan sendirinya jika dan hanya jika kalian rajin menulis, gemar membaca, dan bertanya pada banyak orang.

Nah, kesalahan non teknis apa saja yang sering saya lakukan dulu?

Pertama: Lemah Komitmen

Komitmen ini, bagi seorang penulis, adalah seperti bahan bakar bagi kendaraan bermotor. Artinya, ia harus ada dan penuh. Jika sedikit saja berkurang, apalagi habis, maka berakhir sudah. Jangan pernah bermimpi menjadi seorang penulis –atau blogger sukses, kalau komitmen di dalam dada seperti lilin yang gampang padam, maka berhenti sajalah. Percuma dilanjutkan.

Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana caranya menjaga komitmen agar tetap berkobar-kobar?

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan, semisal berkumpul dengan orang-orang yang memiliki hobi dan minat yang sama, rajin membaca banyak buku dan biografi orang-orang sukses di bidang kepenulisan, gemar ke toko buku, melihat-lihat buku yang ada disana, dan sebagainya.

Tapi di balik itu semua, komitmen terbaik datang dari diri sendiri. Percuma melakukan banyak hal kalau dalam diri sendiri saja masih tidak yakin, ragu-ragu, dan malas.

Maka sekarang, sebelum berlanjut ke yang lain, tetapkan komitmen dulu. Pancangkan niat dan harapan masa depan. Yakin dulu, baru kita lanjutkan.

Kedua: Jarang Membaca Buku

Jangan anggap sepele hal ini: jarang membaca buku. Mengapa? Karena bagi seorang penulis yang jarang –atau malas, melahap buku, maka tulisan yang dihasilkan juga akan kering, tidak bernyawa, dan membosankan. Diksi yang dipakai itu-itu saja, kayak manusia kekurangan ide dan miskin pengetahuan. Isi tulisannya dangkal, tidak berdaging, dan tak mengasikkan.

Untuk menghindari itu semua, maka mau tak mau kalian harus membaca banyak bahan bacaan. Sediakan buku setiap hari, baca setiap lembarnya perlahan dan resapi. Pelajari bagaimana si penulis membangun alur kisahnya, periksa diksi yang dipakai dan cobalah digunakan juga.

Jika ini yang kalian lakukan, maka hanya tinggal menunggu waktu saja tulisan kalian pun akan menjadi ciamik dan mengagumkan.

Ketiga: Tidak Melakukan Blogwalking

Blogwalking ini seperti silaturahim dalam kehidupan sehari-hari. Semakin sering dilakukan maka akan semakin baik. Toh, bukankah dengan sering-sering bersiaturahim akan mendatangkan rejeki dari arah yang tidak diduga-duga?

Mungkin kalian akan mendapatkan tawaran penerbitan naskah, tulisan kalian dilirik penerbit dan diminta mereka. Atau, sesimpel-simpelnya, kalian setidaknya akan mendapatkan teman dan bisa saling menyapa dan berbagi banyak hal. Yang paling ekstrem, teman saya bahkan ada yang mendapatkan jodoh dari kegiatannya blogging. Ia mendapatkan pasangan yang sama-sama suka ngeblog. Awal mulanya mereka saling sapa di blog, kemudian bertukar nomor ponsel, hingga kemudian janjian bertemu, eh ternyata jodoh.

Ya sudah, lanjutkan!

Intinya, ketika kalian ingin menjadi seorang blogger yang sukses –lalu bisa menerbitkan buku, jangan lupakan untuk melakukan hal ini: blogwalking. Bersilaturahim ke rumah (baca: blog) orang dan sopan.

Keempat: Menunda-nunda Menulis

Semoga kalian tidak termasuk dalam kategori ini, orang yang suka menunda-nunda menulis. Selalu saja banyak alasan: bilang nanti saja deh nunggu punya laptop. Padahal menulis di kertas atau buku juga bisa. Seperti JK Rowling dengan Harry Potternya!

Usut punya usut, Harry Potter itu pernah ditulis di berlembar-lembar tisu cafe kopi. Jadi waktu itu, JK Rowling lagi ngopi dan bersantai. Nah, saat itulah, saat lagi santai-santainya, ia mendapatkan inspirasi yang menarik untuk kelanjutan cerita Harry Potter. Tanpa menunggu lama, diambillah sebuah tisu dan ia menuliskan idenya disana, agar tidak hilang.

Menunda-nunda, dalam hal apapun, apalagi dalam hal menulis, adalah penyakit berbahaya dan mematikan. Harus segera diobati dan jangan dibiarkan. Otak kita ini memiliki beban yang besar, maka ketika mendapatkan sebuah ide, segera tuliskan. Agar ia tak hilang dan terlupakan.

Kelima: Tida Mau Menerima Masukan dan Saran

Bagi saya, menulis adalah adalah pekerjaan jangka panjang dan proses belajar yang tak berkesudahan. Seorang penulis yang baik, akan terus berbenah dengan cara membaca banyak hal, termasuk menerima masukan dan saran.

Saya misalnya, ketika menghasilkan novel Sepotong Diam yang juara dua nasional itu, mempraktikkan hal ini dengan baik. Jadi, ketika naskah kasarnya selesai, ia saya print dan fotokopi menjadi beberapa buah. Selanjutnya, setiap kopian saya berikan ke teman-teman yang memang hobi membaca. Saya bilang, “Tolong kalian baca ya, beri masukan dan saran bagian mana saja yang harus saya perbaiki. Kalian boleh mencorat-coretnya sesuka hati.”

Begitu.

Dan ketika beberapa minggu telah lewat, saya minta lagi hasil koreksian mereka. Masya Allah, banyak sekali coretan dan masukan yang mereka berikan. Saya saja sampai geleng-geleng kepala.

Tapi tak mengapa, masukan dan saran mereka saya terima dan naskah novel Sepotong Diam saya edit. Saya perbaiki menjadi lebih baik dan berhasil menjadi juara dua pada sebuah lomba berskala nasional. Yah, walau benar, bahwa peserta yang ikut hanya seratusan orang saja. Tapi itu sudah pencapaian yang baik menurut saya.

Keenam: Banyak Omong dan No Action

Jika dihitung-hitung, entah sudah berapa ratus orang yang menghubungi saya, bilang, “Bang Syaiha, aku ingin bisa menulis euy. Pengen bisa menghasilkan sebuah buku!”

Dan parahnya, dari semua orang yang pernah berujar demikian, hingga sekarang belum ada satupun yang berhasil merealisasikannya. Ada sebagian orang yang sudah mengirimkan contoh tulisan ke saya, sudah saya baca dan beri masukan juga. Sekali dua kali masih lancar berkonsultasi, tapi ketika memasuki dua atau tiga bulan, ia menghilang.

Jika ditanya, ia beralasan, “Sibuk Bang Syaiha,” atau “Mentok nih, Bang. Nggak ada ide lagi harus menulis apa,” dan sebagainya.

Dengan berbagai alasan itulah akhirnya orang-orang mundur teratur dan tidak menulis lagi. Lupa bahwa sebelumnya ia pernah menggebu-gebu sekali bilang ingin jadi penulis. Bahkan sudah ia serukan kemana-mana. Poto profil sosmednya bahkan jelas tertulis, “Menjadi seorang penulis, Insya Allah!”

Beberapa statusnya juga demikian. Berseru-seru ingin menjadi sastrawan!

Ketujuh: Cepat Puas

Yang terakhir, hal yang harus kita hindari sebagai penulis pemula adalah rasa cepat puas. Ini mematikan. Dan sekali saja kita puas, terlena, dan lupa, maka berhentilah segela produktivitas. Kita terbuai dan tak melakukan apa-apa.

Baru berhasil menerbitkan satu buku doang nih misalnya, itu juga nggak begitu laku, lalu senang luar biasa, dan kemudian tak menulis apa-apa lagi. Jika sudah demikian, maka impian kita untuk menjadi penulis tentu akan berhenti di tengah jalan.

Maka, jangan cepat puas dan bangga. Kalaupun sudah berhasil menerbitkan satu dua buku, teruslah menulis dan jangan berhenti. Terus belajar setiap hari, membaca banyak buku dan menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan.


Demikian 
Ditulis oleh Bang Syaiha 

1 komentar:

Makasih Bang, tipsnya... Salam kenal... :)

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More