Find us on facebook

Kamis, 05 November 2015

Harga Surga


            Kita sudah sama-sama tahu, sama-sama mengerti; hidup didunia hanya sementara, sebentar. Tidak lama. Mungkin kita mengetahuinya dari nasehat orangtua, atau buku yang kita baca. Dan itu benar.  Pun, Allah dalam Al-qu’an menyatakan demikian.

“Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui. (al-Mu’minuun:114)

Ah, apalah saya ini. Membicarakan akhirat sedang diri ini masih saja bergelimang dengan dosa. Seringkali lalai dalam mengingat mati yang bisa saja datang tanpa permisi. Merupakan sebuah keinginan apabila kita telah meninggalkan dunia yang sebentar ini ditempatkan ke tempat yang terbaik (syurga). Tapi pernahkah kita berfikir, bagaimana kita bisa ditempatkan kedalam tempat terbaik itu?


            Syurga, merupakan tempat kembali yang diingankan seluruh umat manusia setelah meninggalkan bumi yang fana. Ia adalah tempat kekal, tempat berlapis-lapis kebahagiaan, dan tempat berhimpun-himpun nikmat yang tidak akan habis selamanya.

            Tapi, apakah bisa kita mendapatkan Syurga, sedang saat sholat saja kita masih lalai dalam mengingatnya. Malah, ada sebagian manusia yang menentang syar’iatNya, membuang jauh aturan hidup yang telah diturunkan Allah untuk manusia. Lalu, apakah bisa kita masuk Syurga saat adzan berkumandang saja kita masih enggan meninggalkan aktivitas, bahkan melupakan sholat karena tenggelam asyiknya bertugas.

            Pantaskah kita mendapatkan Syurga, saat diri ini hanya terdiam melihat islam dikucilkan, saudara muslim dihinakan, saudari muslim direnggut kehormatanya lalu dihilangkan nyawanya?

            Engkau. Iya, engkau. Yang merasa amalmu sudah banyak, karyamu sudah berlimpah, nasehat-nasehatmu kini telah dijadikan petunjuk bagi mereka yang haus akan ilmu dan juga motivasi hidup. Sudah merasa pantaskah engkau mendapatkan Syurga? Banggakah dirimu kini telah banyak diikuti orang? Jangan sampai sikap jumawa menggerayangi iman dalam dada, sebab bisa saja syurga yang engkau harapkan berubah menjadi jurang Api neraka karena sikapmu yang begitu tamak akan sanjungan dan popularitas.

            Teman, sesungguhnya Syurga tidak akan didapat dengan mudah. Tidak akan didapat dengan bersantai-santari ria. Jalan menuju syurga amat sulit.

“Jalan menuju syurga” ucap ibnul Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya Fawaid, “adalah jalan diamana Adam kelelahan, Nuh mengeluh, Ibrahim dilempar ke dalam api, Ismail dibentangkan untuk disembelih, Yusuf dijual dengan harga murah dan dipenjara selama beberapa tahun, Zakaria digergaji, Yahya disembelih, Ayub menderita penyakit, Daud menangis melebihi kadar semestinya, Isa berjalan sendirian, dan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mendapatkan kefakiran dan berbagai gangguan.”

“Lalu  kalian” Lanjutnya, “ingin menempuhnya dengan bersantai ria dan bermain-main, Demi Allah takkan pernah bisa terjadi.”

            Teman, mari kita renungi bersama. Sudahkah kita pantas mendapatkan tempat kembali yang kita cita-citakan. Sudahkah, atau pernahkah kita merasakan cobaan yang teramat berat melebihi cobaan atau ujian para nabi terdahulu. Ah, rasa-rasanya, syurga takkan pernah pantas kita dapatkan tersebab diri yang seringkali lalai dan tak pernah perduli akan syari’atNya.

Allah, ampunilah kami yang seringkali lalai dalam mengingatmu. Seringkali enggan dalam menjalankan perintah dan menjauhi laranganmu.

Rabbi, sampai kapanpun kami tidak pernah pantas mendapatkan syurgaMu, namun kami juga tidak akan kuat apabila harus memasuki NerakaMu.

Illahi, berilah kami Rahmat serta inayahMu agar kami selalu berjalan menuju RidhaMu, dan sesudah itu, tempatkanlah kami pada SyurgaMu yang luas nan indah. Allahuma Aamiin.

Ditulis oleh Harun Tsaqif

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More