19
oktober 2015, sempat kesal saat seorang teman memberitahu bahwa pada
tanggal 21-22 oktober aku harus mengikuti pelatihan dan sudah ada
surat undangannya yang tercantum namaku. Dimana pada tanggal itu
adalah jadwal aku libur. Seperti biasa setiap libur aku sudah
mempunyai rencana di luar pekerjaan yang sudah kususun agar hari
liburku berarti dan bermanfaat. Mulailah aku galau, gelisah, gundah,
bimbang dan bingung. Karena jika aku diharuskan mengikuti pelatihan
itu maka semua rencana yang telah aku susun harus aku revisi ulang
agar semua rencana yang telah aku siapkan tak gagal dan batal begitu
saja karena pelatihan itu. Karena bingung maka aku pun menceritakan
hal tersebut kepada orang terdekat. Ada yang menanggapinya dengan
positif tetapi ada juga yang menanggapinya negatif. Tanggapan
positifnya adalah “ya sudah terima saja. Toh tak ada salahnya. Ada
manfaatnya kan?” begitulah kata-kata ibu saat aku menceritakan
kegalauan hati karena pelatihan itu. Tetapi tanggapan negatif yang
aku terima adalah “kalau kaya gitu terus waktu libur kamu kapan?
Emang ga ada orang lain? Kalau kaya gitu kenapa gak pindah aja?”
tanggapan seorang teman melalui sebuah pesan. Pertanyaan kepindahan
yang jujur tak aku suka. Mengapa? Karena jika aku selalu berpikiran
seperti itu setiap ada sesuatu maka itu bukanlah suatu solusi yang
bagus. Lalu apakah jika aku pindah maka aku akan pasti mendapatkan
yang lebih baik? Belum tentu bukan? Maka pindah bukanlah suatu
solusi. Kecuali jika ada jaminan kepindahan tersebut akan membuat
semuanya menjadi lebih baik lagi. Silakan saja.
Disaat
yang sama pula aku menerima kabar tentang jadwal uts kuliah yang maju
mundur. Dijadwalkan akan dilaksanakan pada tanggal 25 oktober dimana
pada tanggal itu aku masuk malam dan berarti mengikuti uts setelah
aku lepas malam. Aku tak bisa membayangkan menghadapi soal-soal
setelah semalaman tak tidur dan kemudian malamnya lagi aku masih
harus terjaga dari tidur. Berusaha meminta agar uts tidak dilakukan
pada tanggal itu kepada pihak kampus. Namun teman-teman banyak yang
mendukung di tanggal tersebut.
Ya
sudah pada akhirnya aku hanya bisa pasrah dan menerima. Mau tak mau
dan suka tak suka hanya itu yang bisa aku lakukan. Karena usaha sudah
aku lakukan dengan meminta agar uts tidak dilakukan pada tanggal
tersebut. Pasrah menerima kabar tentang pelatihan yang akan mengambil
hak liburku dan juga pasrah jika memang aku harus mengikuti uts
setelah lepas malam. Akhirnya aku hanya bisa pasrah dan berdoa agar
aku tidak jadi pelatihan dan juga uts diundur atau aku berharap yang
terbaik yang Allah SWT berikan kepada ku. Hanya doa dan pasrah yang
bisa aku lakukan setiap menghadapi hal seperti itu.
Namun
satu hari sebelum pelatihan itu sang atasan bertanya kepada ku,
apakah aku sudah tau tentang pelatihan itu maka aku jawab saja
“sudah, itu pelatihan yang beda atau sama kaya bulan lalu yah?”
mengingat sebelumnya aku pernah mengikuti pelatihan beberapa bulan
lalu yang sama dengan yang akan aku lakukan esok. “oh emang iyah
yah. Udah pernah yah? Yaudah ntar dicoba cari yang lain deh” itulah
tanggapan dari sang atasan. Memang sang atasan tak mengetahui kalau
beberapa bulan lalu aku pernah mengikuti pelatihan itu karena saat
itu ia sedang tak di tempat. Kalau pun memang harus tetap aku yang
mengikuti pelatihan itu ya sudah aku akan mengikutinya. Sudah ku
pasrahkan semuanya dan menerima. Yang agak sulit adalah aku harus
mengganti rencana yang telah aku susun sebelumnya, jauh sebelum ada
undangan pelatihan itu. Agar semuanya berjalan dan tak ada yang
dikorbankan karena sebab apapun. Revisi rencana pun telah aku siapkan
kalau-kalau aku harus tetap mengikuti pelatihan itu. Sore harinya
kabar baik aku terima melalui pesan singkat dari sang atasan bahwa
aku tidak jadi diikutkan dalam pelatihan itu dan digantikan dengan
orang lain. Alhamdulillah aku senang sekali menerima kabar tersebut.
Kepasrahan membuahkan hasil yang baik. Subhanallah buah dari sebuah
kepasrahan.
Pelaksanaan
uts pun demikian. Beberapa hari sebelum tanggal 25 oktober yang
direncanakan akan dilaksanakan uts pun berubah. Karena belum semua
soal tersedia dan teman-teman lebih banyak yang tidak setuju jika
hanya beberapa mata kuliah saja yang di uts kan. Akhirnya uts pun di
undur dan batal dilaksanakan pada tanggal 25 oktober tersebut.
Alhamdulillah puji syukur aku panjatkan. Buah dari kepasrahan yang
terjadi untuk di kedua kalinya di momen yang hampir bersamaan.
Subhanallah sekali. Awalnya jika pelaksanaan uts tersebut tetap
dilaksanakan pada tanggal 25 oktober maka aku harus menyiapkan fisik
dan mental agar kesehatanku tetap terjaga untuk bekerja sebelum uts
dan menghadapi uts itu sendiri. Persiapan lain pun tentunya sudah aku
lakukan takut-takut kalau uts itu tetap terjadi pada tanggal
tersebut. Tetapi subhanallah kabar baik yang aku terima sesuai dengan
keinginanku. Terima kasih ya Allah atas segala Engkau berikan
kepadaku. Karena hamba yakin yang Engkau beri untukku adalah yang
terbaik untukku.
0 komentar:
Posting Komentar