sumber: pixabay.com |
/1/
Kaki langit hendak menapaki jingga
Kala pertemuan meramu rupa
Menggauli
lidah
Tersamar
redup pandang
Lama menjadi singkat
Lupa menyapa bayang
Hanya
padanya: seperti itu mengkristal dalam diri
Aku tak
memahami
/2/
Kabut menggulung luka
Kasa melepaskan
Gerimis di
pelupuk
mungkin
sekejap
berteduh.
/3/
Pertemuan baru menyulam
Pesona langit yang temaram
Sekulum
senyum mengecup kuncup
kerinduan
tersipu.
/4/
Mungkin belum sempurna
Masa menyeka lampau
sesekali
bertandang
tapi kini
menyambut hangat
karena
sekeping kisah
tetaplah
jejak yang menyebut dirinya “Kenangan”
/5/
Terlambat pengakuan bertutur
Titik dimana pilihan berdiri kaku
Kira yang
terjadi tadi. Tidak larut
dalam hati
yang menyirami tunas lain: Aku
begitu
angin membisikkan.
/6/
Bila awal tak menghendaki mula
Semestinya tiada akhir persembahan pada
selesai
Maka “Pergilah!”
Karena antara kau dan aku, setia
menghalang.
Juli 2015
2 komentar:
Wiiihhhh kerenn puisinya, mbak ^_^
hihi..makasih mbak sudah mampir :)
Posting Komentar