Bagi yang sudah membaca e-book pertama saya
yang berjudul BIG BANG pasti tahu tentang ‘anak’ saya si buruk rupa itu dan
juga pasti ingat kata-kata saya dalam ‘curhatan penulis’ yang menyatakan kalau
proses melahirkan suatu karya itu sama seperti melahirkan seorang anak. Saat masih dalam
kandungan (baca: pikiran) kita berusaha menjaganya sebaik mungkin dengan
memberikan nutrisi terbaik dengan harapan saat datang hari kelahirannya anak
tersebut akan lahir dengan sempurna, pun saat proses kelahirannya butuh usaha
mati-matian. Banyak sekali proses yang mengganjal dalam proses kelahirannya,
mulai dari mati lampu dalam durasi lama, tombol keyboard yang tiba-tiba jadi
ugal-ugalan, file dirusak virus sampai
yang paling parah tiba-tiba hard disk jadi
‘jangkrik’ (masalah terakhir itu seperti kiamat rasanya).
Tapi, toh saat
karya saya mendapat respon yang lumayan baik dari orang-orang yang sudah
membacanya (banyak permintaan untuk membukukan isi blog saya dan meneruskan
seri BIG BANG berikutnya) tiba-tiba saya jadi mau terus-terusan beranak tanpa
henti. Kalau perlu sampai anak saya lebih dari satu lusin karena kadang pujian
dan respon yang baik dari para pembaca bisa menjadi anastesi yang baik, obat
yang bisa membuat saya kebas saat melawan perihnya luka karena proses
melahirkan ‘anak-anak’ saya tersebut.
Maka dari itu
dalam waktu dekat Insya Allah saya akan membundel isi blog saya dalam bentuk
e-book agar para pembaca saya dapat membaca tulisan saya yang ada dalam blog
maupun yang masih tercecer dalam komputer, laptop, tablet, hand phone maupun
jurnal dan bisa dinikmati secara utuh. Suatu kebahagiaan bagi saya jika pesan yang
mau saya sampaikan kepada lewat tulisan dapat diterima secara utuh tanpa
ganguan ketidak nyamanan saat membaca atau gangguan koneksi internet.
Mengenai BIG
BANG, banyak yang masih bertanya-tanya kepada saya lewat twitter, e-mail maupun
facebook “apakah BIG BANG tamat?” karena di akhir cerita saya menuliskan kata
tamat dengan dibubuhi tanda tanya di akhir, seolah-olah saya bertanya kepada
diri saya sendiri dan pembaca apakah BIG BANG benar-benar tamat dan selesai? Menanggapi
banyak pertanyaan yang bernada serupa saya berani memastikan kalau BIG BANG
tidak akan pernah tamat selama dalam
diri manusia masih ada rasa takut.
Proses penulisan
BIG BANG sendiri terinspirasi dari penggalian rasa takut saya yang
terus-menerus. Paranoid dalam diri sayalah yang akhirnya melahirkan BIG BANG.
Sebetulnya sejak
jauh-jauh hari saya ingin menulis sekuel BIG BANG tapi ada rasa enggan
mengingat betapa sulitnya mencari tema yang bisa mengajak para pembaca untuk
ikut larut dan merasa takut dengan tema yang saya angkat. Tapi Tuhan Maha Menginspirasi,
beberapa hari yang lalu saat saya hendak pergi tidur tiba-tiba hujan deras
turun. Air buncah dari langit, inspirasi mengucur deras. Saya ‘bunting’ lagi. Saya
tidak bisa tidur semalaman karena terbawa perasaan trance yang luar biasa.
Sekarang saya
sedang hamil dan ‘anak’ kedua dan ketiga saya memanggil-manggil meminta
direalisasi. Sekarang yang paling penting bagi saya adalah berusaha menjaga api
semangat dalam hati agar tidak meredup
apalagi padam karena jika saya memadamkan semangat sama saja dengan mengaborsi ‘anak-anak’
dalam rahim saya. Doa saya semoga saya diberikan kesehatan, kekuatan, nalar
yang waras dan antena batin yang lebih sensitif agar saya bisa lebih peka
menangkap segala esensi dari kejadian sederhana sehari-hari untuk saya
transformasikan ke dalam bentuk tulisan. Semoga saja.
Kedua e-book
saya yang sedang saya tulis merupakan anak kembar tapi tak sama, tapi berasal
dari sumber yang sama: Dia Yang Maha Menginspirasi.
Semoga saya bisa
menjaga dan merawat benih yang sudah ditanam Tuhan dalam rahim pikiran saya.
Bismillah.
Jakarta, 18 November 2015
ditulis oleh : Achmad Ikhtiar
2 komentar:
Waaah...jadi penasaran.
mau dong ebooknya bang
MasyAllah.. Tiba tiba Allah yg menuntun saya ke sini🙃 sekarang uda 2019, artinya bbrp tahun lalu sy prn ngemail dan lahap abis ebooknya.. Jd kepo deh apakah ada kelanjutannya??
Posting Komentar